Bangku kosong |
Bangku kosong, meja tanpa pemesanan, dan gubuk
tak berdinding yang merindukan pengunjung - foto ini bukan ilustrasi dari
salah satu scene sebuah film. Foto
tampak di atas adalah momen dua menit yang berhasil diambil dari salah satu titik
tempat berkumpulnya masyarakat palu menikmati panorama alam dan wisata kuliner sekitar
Pantai Talise, kira-kira tidak lama setelah orang-orang kelihatan buru-buru
pulang untuk isoma waktu magrib, dan sebelum mereka atau pengunjung lainnya
yang belum datang hari ini mulai bermunculan kembali satu-satu untuk makan
malam.
Jadi sebut saja foto biasa. Foto di tempat sama dengan angel (sudut
pandang) serupa kemungkinan sudah pernah ada yang membuatnya. Barangkali ada sejuta umat telah menyimpannya
dalam memori gadget mereka, kita tidak akan pernah tahu. Bedanya
mereka mengabadikan temannya atau pacarnya yang rela duduk di salah satu bangku
di situ berakting untuk kelihatan alami. He he.
Sementara foto di atas bisa dibilang foto mati. Begitulah orang biasa menamakan, kecuali oleh
saya yang berada di tempat itu melihat sendiri dan “membekukannya” dengan
kamera handphone. Karena yang
mengetahui adanya kehidupan di dalam foto itu hanyalah yang memiliki. Ceilaaah.
Foto seperti ini bahkan, menurut mantan instruktur
jurnalistik saya, tidak bisa disebut foto jurnalistik. “ Foto yang tidak ada mahluk hidupnya
bukanlah foto jurnalistik,” katanya, dahulu.
Tidak ada nilai beritanya, maksudnya. Berita biasanya mengandung unsur What, Who, when, where, why, dan How. Jika begitu, “ Ijinkan saya menyebutnya foto artistik, “ batin saya.
Jika
saya bisa melukis dengan realistik, saya akan membuatnya sama seperti tampak di
foto itu, sebagai konsekuensi ucapan batin saya tentu saja. Lalu setiap orang yang pernah melihat
lukisan tersebut akan membuat ceritanya sendiri-sendiri. Salah satu cerita akan seperti ini:
“Sepi di satu titik tempat berkumpulnya
masyarakat palu menikmati panorama alam dan wisata kuliner sekitar Pantai Talise yang tidak pernah sepi
pengunjung, ketika orang-orang kelihatan buru-buru pulang untuk isoma waktu magrib,
dan menanti saat mereka atau
pengunjung lainnya yang belum datang hari ini mulai bermunculan kembali satu-satu
untuk makan malam. “
Lukisan itu sendiri akan diberi keterangan
judul seperti ini:
“ Bangku kosong, meja tanpa pemesanan, dan gubuk tak berdinding
yang merindukan pengunjung.”
Wah memang.
Beruntungnya saya sudah berhasil menangkap gambar tersebut, setelah
lelah berjalan sejauh garis pantai mulai dari lokasi balapan dokar
sampai mendekati titik dimana jembatan Mc donald sudah kelihatan
seukuran patung kuda.
Semua yang digarisbawahi ceritanya lain kali
aja ...
Masih betah duduk kaka ! |